-->

Unduh Panduan Ekstrakurikuler Wajib Pendidikan Kepramukaan Di Sekolah Dasar

Kompetensi peserta didik yang utuh, terintegrasi, dan menyeluruh dapat digunakan peserta didik dalam menjalani kehidupan secara nyata. Kelak dewasa, peserta didik akan lebih siap dalam menghadapi perkembangan dunia dengan senjata kompetensi utuh yang dimilikinya. Hal tersebut merupakan harapan Indonesia sebagai bangsa yang mengedepankan pendidikan bagi generasi muda agar kelak mampu mengisi kehidupan yang berkarakter kuat, berkebangsaan Indonesia yang kokoh, dan berkecakapan yang mantap.


Untuk itulah, diperlukan penanganan pendidikan yang berkualitas melalui aspek kurikuler, kokurikuler, ekstrakurikuler, dan nonkurikuler dalam Kurikulum 2013. Salah satu aspek tersebut adalah ekstrakurikuler, yang perlu diimplementasikan secara nyata. Ekstrakurikuler dilaksanakan melalui dua pola yang berkaitan, yakni pola wajib dan pilihan. Semua peserta didik wajib mengikuti ekstrakurikuler Pendidikan Kepramukaan dan peserta didik bebas memilih ekstrakurikuler pilihan sesuai dengan kemampuan, bakat, dan minatnya. Ekstrakurikuler Wajib Pendidikan Kepramukaan dalam pelaksanaannya perlu diatur dan dipandu agar dapat dengan mudah dijalankan di sekolah.

Buku Panduan ini diharapkan dapat :
  1. Memberikan gambaran Ekstrakurikuler Wajib Pendidikan Kepramukaan secara nyata agar dapat diimplementasikan dengan baik oleh pemangku pendidikan, baik unsur Dinas Pendidikan, Kepala Sekolah, Guru, dan Tenaga Kependidikan;
  2. Memberikan pedoman yang jelas dan mudah dijalankan;
  3. Merupakan acuan bagi pelaksana Ekstrakurikuler Wajib Pendidikan Kepramukaan.

Metode Kepramukaan harus dilaksanakan secara bersistem, berkait, dan saling memberikan makna bagi kompetensi peserta didik



1. Alam Terbuka
Alam terbuka dalam metode kepramukaan adalah sebagai tempat belajar, konteks belajar, dan wahana belajar. Peserta didik dapat belajar dengan leluasa dan lebih bebas bergerak di alam terbuka. Alam terbuka memungkinkan membuka pikiran-pikiran baru yang terbelenggu ruang, memberi kesempatan melihat lebih luas, dan belajar dalam keadaan yang senyatanya. Alam terbuka memberi ruang belajar yang bebas dan dinamis. 

“Alam terbuka adalah tempat belajar yang memerdekakan peserta didik”.

2. Belajar Sambil Melakukan
Peserta didik diberi kesempatan mencoba, praktik langsung, berkreasi tanpa takut salah, dan mengalami proses belajar selanjutnya direfleksi oleh pembina pramuka untuk memberi penguatan, mengevaluasi kesalahan, dan melakukan pembetulan.

“Belajar terbaik adalah melakukan langsung apa yang dipelajari”.

3. Kegiatan Menarik dan Menantang
Kegiatan menarik dan menantang dalam metode kepramukaan adalah suasana belajar yang penuh kejutan, kebaruan, tantangan, dan dalam kegembiraan. Ragam aktivitas belajar dikemas sedemikian rupa sehingga peserta didik dalam suasana belajarnya tidak merasa sedang belajar. Ragam aktivitas tersebut dapat berbentuk permainan, menyanyikan lagu, menerapkan ragam tepuk kinestetis, halang rintang , penjelajahan, dan bentuk aktivitas menarik dan menantang lainnya. Peserta didik akan belajar dalam kondisi pikiran rileks tanpa tekanan dalam suasana yang menyenangkan. Hal tersebut akan memudahkan penyerapan materi pembelajaran dan akan melekat lebih lama karena proses belajarnya juga terkenang dalam memori otak mereka. 

“Suasana belajar perlu dibangun untuk mendapatkan hasil belajar yang dikehendaki”.

4. Sistem Berkelompok
Dalam sistem berkelompok akan terjadi interaksi atau hubungan sosial, fisik, dan psikis. Belajar dalam kelompok dapat memacu percepatan belajar, karena terjadi komunikasi dan kerjasama dalam tim.
Kelemahan salah satu anggota dalam kelompok akan tertutupi dengan kekuatan anggota kelompok lainnya. Sistem berkelompok dalam metode Kepramukaan difungsikan sebagai jejaring pembelajaran, memacu kerjasama, memunculkan sikap toleransi, saling menghargai dan tenggang rasa dalam anggota kelompok. 

“Belajar dalam kelompok adalah upaya mempercepat pemerataan transfer pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta didik”.

5. Tanda Penghargaan
Prinsip dari pemberian tanda penghargaan adalah untuk memotivasi, pengakuan harga diri, aktualisasi diri, dan memberikan kenyamanan belajar bagi peserta didik.
Tanda penghargaan tidak selalu berupa benda atau materi, tetapi dapat pula berupa pujian, pemberian penghormatan di depan teman-temannya, dan tanda kecakapan.
Tanda penghargaan berupa Tanda Kecakapan Umum (TKU), Tanda Kecakapan Khusus (TKK), Tanda Pramuka Garuda (TPG), Tanda Ikut Serta Kegiatan (Tiska), dan lain-lainnya. Untuk tanda tersebut hanya diberikan kepada peserta didik yang mengikuti model reguler. 

“Jika hasil belajar layak diakui, ia layak diberikan tanda keberhasilan belajar”.

6. Kiasan Dasar
Kiasan dasar dalam metode kepramukaan adalah sebagai sarana pemudahan, pemaknaan, penguatan, penyimbolan, dan sebagai skenario pengemasan pembelajaran. Peserta didik akan lebih mudah memahami sebuah konsep jika dibungkus dengan simbol atau kiasan.
Contoh penerapan kiasan dasar untuk memberi pesan kepada peserta didik agar kelak mereka menjadi pemimpin hebat, kita dapat menyajikannya sebagai berikut “Adik-adikku, kelak jika kalian menjadi pemimpin maka tirulah matahari”. Dari kalimat “tirulah matahari”, tersirat pesan bahwa pemimpin itu berlaku adil sebagaimana matahari membagi adil sinarnya, dan seterusnya. Kiasan dasar adalah “Tanda” dan “Penanda”. Dalam ilustrasi “pemimpin matahari” di atas, “Tanda = Matahari” sebagai “Penanda = Kepemimpinan”. Seseorang belajar dari memaknai tanda-tanda atau simbol-simbol pengetahuan yang sengaja diciptakan atau yang telah ada secara alamiah. 

“Kiasan dasar itu metakognitif, kumpulan pengetahuan yang disajikan dalam satu benda atau peristiwa ”.

7. Satuan Terpisah
Satuan terpisah dalam metode kepramukaan adalah pelaksanaan pemisahan peserta didik, puteri berlatih sesama puteri dibina oleh pembina puteri, begitupun peserta didik putera berlatih sesama putera dibina oleh pembina putera. Pengelompokan satuan terpisah ini diharapkan dapat membangun jadi diri dan kepercayaan diri.
Belajar dalam satuan terpisah membuat peserta didik merasa lebih bebas dan dapat mengeksplorasi kemampuan diri dengan lebih optimal. Peserta didik akan lebih menghormati dan menghargai satu sama lain. Satuan terpisah menghindari terjadinya perilaku asusila. 

“Laki-laki dan perempuan dapat setara dalam pengetahuan dan kedudukan sosial. Tapi, keduanya memiliki kodrat berbeda”

8. Kemitraan Orang Dewasa
Orang Dewasa dalam metode kepramukaan adalah pembina pramuka yang berperan sebagai fasilitator, organisator, motivator, dan sekaligus narasumber agar kegiatan belajar yang dilakukan terpola, tersistem serta terencana sehingga perkembangan peserta didik teramati dan terkendali. Pembina Pramuka harus mengetahui proses yang dijalani peserta didik agar dapat mengarahkan, memotivasi, dan mengendalikan perkembangan peserta didiknya, kemudian memberikan penguatan untuk dapat dilakukan kembali oleh peserta didik dengan lebih baik.
Meski kuat dalam belajar sambil melakukan, tetap dibutuhkan seseorang sebagai penentu hasil belajar. Peserta didik tetap membutuhkan orang dewasa yang memastikan proses belajarnya adalah benar. Guru dalam hal ini berperan sebagai orang dewasa yang menentukan hasil belajar peserta didik. 

“Anak-anak belajar, harus dalam pengawasan orang dewasa sebagai pihak yang memastikan bahwa yang dipelajari adalah kebaikan”.

9. Kode Kehormatan
Kode kehormatan dalam metode kepramukaan adalah norma/aturan belajar dan juga sekaligus tujuan dari proses belajar itu sendiri. Karena itu, norma belajar bagi seorang pramuka yang juga menjadi norma hidupnya yang berupa satya dan dharma pramuka. Satya berarti janji dan darma berarti perilaku.
a. Kode Kehormatan Pramuka Siaga terdiri dari Dwisatya dan Dwidarma Pramuka;
Dwisatya
Demi Kehormatanku Aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
 Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan menurut aturan keluarga.
 Setiap hari berbuat kebaikan.
Dwidarma
1. Siaga berbakti pada ayah dan ibundanya
2. Siaga berani dan tidak putus asa
Siaga adalah peserta didik pramuka yang berusia antara 7 – 10 tahun.

b. Kode Kehormatan Pramuka Penggalang terdiri dari Trisatya Pramuka Penggalang dan Dasadarma;
Trisatya
“Demi kehormatanku, Aku berjanji akan bersungguh-sungguh menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, mengamalkan Pancasila, menolong sesama hidup, dan mempersiapkan diri membangun masyarakat, serta menepati Dasadarma”
Dasadarma
1. Takwa kepada Tuhan yang Maha Esa;
2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia;
3. Patriot yang sopan dan ksatria;
4. Patuh dan suka bermusyawarah;
5. Rela menolong dan tabah;
6. Rajin, terampil, dan gembira;
7. Hemat, cermat, dan bersahaja;
8. Disiplin, berani, dan setia;
9. Bertanggungjawab dan dapat dipercaya;
10. Suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan.

Untuk Pengetahuan Selengkapnya Silahkan Unduh Panduan Ekstrakurikuler Wajib Pendidikan Kepramukaan Disekolah Dasar Pada Link Dibawah Ini :

Unduh Panduan Ekstrakurikuler Wajib Pendidikan Kepramukaan Disekolah Dasar ( Unduh Disini )

Demikian Kami Sampaikan Panduan Ekstrakurikuler Wajib Pendidikan Kepramukaan Disekolah Dasar  Semoga Bermanfaat . Wassalam .

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel