-->

Koneksi Antar Materi Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran

“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik” (Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best). Bob Talbert

Kutipan tersebut bermakna bahwa mengajarkan anak dengan segala kecerdasan yang berkaitan dengan pengetahuan maupun keterampilan, sangat baik untuk kecerdasan intelektualnya, tetapi perlu diketahui bersama bahwa ada  yang paling penting, paling berharga dan paling utama yaitu  mengajarkan kepada anak atau murid tentang hal-hal yang tidak bisa dihitung nilainya, mengajarkan anak tentang prinsip  kehidupan dan sesuatu yang sangat berharga dalam hidup ini, seperti prinsip dan kode etik hidup, kebaikkan, nilai moral, pengabdian, dan sebagainya atau lebih dikenal dengan penanaman  nilai-nilai dan arti kehidupan agar menjadi pribadi yang berbudi pekerti luhur dan berakhlak mulia.

kutipan di atas sangat berkaitan dengan proses pembelajaran yang sedang dipelajari pada modul 3.1 yaitu pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Sebelum mengambil keputusan maka perlu dipertimbangkan dampak dari keputusan tersebut, jangan  mengambil keputusan dengan cepat, terburu-buru atau tiba masa tiba akal atau hanya mengandalkan kemampuan intelektual dan keegoisan dalam mengatasi sebuah masalah atau kasus untuk pengambilan keputusan, akan tetapi harus memikirkan dan mengandung nilai-nilai kebajikan, berpihak kepada anak dan harus bertanggung jawab atau siap menerima konsekunsi dari keputusan yang telah diambil sehingga dampak dari keputusan yang telah diambil tidak  merusak nilai-nilai dan prinsip kemanusiaan baik di lingkungan sekolah, keluarga maupun masyarakat.

Nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam suatu pengambilan keputusan dapat memberikan dampak pada lingkungan kita yaitu, ketika keputusan tersebut bisa diterima oleh semua pihak, sudah diidentifikasi dan dipikirkan secara matang sebab akibatnya, kemudian mengikuti framework dalam pengambilan keputusan yaitu menerapkan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah dalam pengambilan keputusan dan pengujiannya sehingga keputusan tersebut mengandung unsur nilai-nilai kebajikan, berpihak kepada anak dan bisa dipertanggung jawabkan.

Sebagai seorang pemimpin pembelajaran kontribusi yang akan saya berikan pada proses pembelajaran murid dalam pengambilan keputusan yaitu saya harus memulai dari diri saya sendiri untuk berlatih dalam menerapkan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah dalam pengambilan dan pengujian keputusan, saya harus mengidentifkasi, memikirkan dampak positif atau negatif dari keputusan tersebut,  disamping itu pula saya mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan dalam situasi yang dihadapi khususnya dalam pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran, karena terkadang kita mengambil keputusan tanpa mengindentifkasi masalah tersebut, terkadang kita langsung mengambil keputusan tanpa menilainya dengan seksama dan dampak akhir dari keputusan tersebut atau keluar dari nilai-nilai atau prinsip dalam mengambil sebuah keputusan. Olehnya itu keputusan tersebut betul-betul mengandung nilai-nilai kabajikan dan yang lebih utama  berpihak kepada murid.


Bagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil?

Pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka sangat berpengaruh terhadap bagaimana melakukan sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran dimana pengambilan keputusan diambil sebagai upaya mewujudkan pembelajaran yang bermakna bagi peserta didik, seorang guru harus mampu mengelolah kondisi kelas menjadi aktif, menyenangkan, dan menjadikan pembelajaran berpusat kepada peserta didik  dengan segala potensi dan keunikan masing-masing. Oleh Ki Hajar Denwatara pendidikan adalah bagaimana kita memberikan pendidikan dan pengajaran kepada anak atau peserta didik yang dapat memerdekakan dan memandirikan mereka dengan membangun karakter pendidikan yang meliputi akhlak mulia, budi pekerti dan pengetahuan yang sesuai  dengan kodrat dan kemampuannya.

Filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara telah berhasil  diterapkan sejak zaman Kolonial Belanda ditandai dengan berdirinya Taman Siswa yang menggunakan tiga prinsip kepemimpinan pembelajaran dikenal dengan filosofi Pratap Triloka yaitu:

  1. Ing Ngarsa Sung Tuladha; seorang pemimpin apabila di depan harus bisa memberikan contoh atau menjadi panutan bagi yang dipimpin (warga atau peserta didik).
  2. Ing Madya Mangun Karsa; seorang pemimpin apabila berada di tengah-tengah masyarakat harus bisa membangkitkan semangat atau memberi motivasi agar lebih maju, atau lebih baik.
  3. Tut Wuri Handayani; seorang pemimpin apabila berada di belakang harus bisa mendorong yang dipimpin supaya senantiasa lebih maju.

Kaitannya dengan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran konsep Pratap Triloka tersebut sangat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan , dimana seorang pemimpin harus benar-benar  mengambil keputusan dengan baik, arif dan bijaksana,  penuh dengan nilai-nilai kebajikan serta berpihak kepada murid.

Sebagai seorang pemimpin pembelajaran harus mampu menjadi contoh atau teladan bagi seluruh warga sekolah, harus mampu membangun semangat, menciptakan ide, berkarya dan berinovasi dilingkungan tempat kerjanya khususnya yang berkaitan dengan pengambilan keputusan. Selanjutnya seorang pemimpin pembelajaran dari belakang harus memberikan dorongan, arahan dan penyemangat dalam pengambilan keputusan sehingga keputusan tersebut dapat dipertanggung jawabkan dan membuat rasa aman, nyaman dan menyenangkan bagi warga sekolah atas keputusan yang telah diambil tersebut.

konsep selanjutnya adalah sekolah itu dijadikan sebagai taman siswa; artinya sekolah tersebut harus bisa membuat rasa aman, nyaman dan menyenangkan bagi peserta didik, mengembangkan segala potensi yang dimiliki peserta didik tersebut, menjadikan sekolah itu sebagai rumah kedua mereka dan gurunya adalah orang tua kedua mereka selama berada disekolah dan teman-temannya adalah saudaranya.

Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita sebagai seorang guru sangat berpengaruh kepada prinsip-prinsip dalam suatu pengambilan keputusan, karena sebagai seorang pemimpin pembelajaran kita harus menanamkan nilai-nilai kebajikan, keadilan dan kejujuran yang kadang bertentangan dengan diri kita karena adanya dilema yang dapat mempengaruhi komitmen dan konsistensi kita dalam menyikapi setiap permasalahan atau kasus yang dihadapi. Nilai-nilai kebajikan yang ada dalam diri itulah yang mendasari pikiran kita dalam mengambil sebuah keutusan ketika kita berada dalam situasi dilemma. Prinsip-prinsip dalam pengambilan keputusan akan sangat membantu dalam menghadapi pilihan yang penuh tantangan yang harus dijalani dengan menerapkan ketiga prinsip berpikir tersebt yaitu; berpikir berbasis hasil akhir, berpikir berbasis peraturan dan berpikir berbasis rasa peduli, maka nilai-nilai dan peran guru menjadi landasan utama dalam pengambilan keputusan dan  sangat dibutuhkan pada saat pengambilan keputusan yang mana keputusan tersebut  diharapkan berdampak positif, untuk dapat menumbuh kembangkan segala potensi yang dimiliki olleh peserta didik, menjadikan keputusan dalam pembelajaran itu aman, nyaman, menyenangkan dan tidak ada tekanan.

Bagaimana kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut. Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada modul 2 sebelumnya.

Kegiatan coaching merupakan sebuah proses kolaborasi yang berfokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan sistematis, dimana coach memfasilitasi peningkatan atas performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri, dan pertumbuhan pribadi dari coachee. Coach hanya mengarahkan coachee menemukan jalan keluar, sedangkan keputusan yang akan diambil sepenuhnya berada pada  coachee itu sendiri. Kegiatan coaching berkaitan dengan kegiatan pengambilan keputusan yakni bagaimana seorang coach mampu menggali kemampuan atau potensi yang dimiiki coachee dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Keputusan yang diambil tentunya keputusan yang dapat menyeleaikan masalah yang dihadapinya. Keterampilan coaching membekali  seorang pemimpin pembelajaran menjadi pembelajar dan menjadi coach bagi dirinya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk meprediksi hasil dan melihat berbagai opsi untuk solusi dalam setiap permasalahan sehingga pemimpin pembelajaran dapat mengambil keputusan yang bertanggung jawab dengan menerapkan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan sehingga keputusan tersebut betul-betul sudah efektif, tepat, menunjukkan nilai-nilai kebajikan, berpihak kepada murid dan dapat dipertanggunggung jawabkan dengan penuh konsekuensinya.

Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

keberhasilan seorang pemimpin pembelajaran dalam mengembang salah satu tugas tersulit, yaitu mengambil suatu keputusan yang efektif apakah diperhadapkan kepada masalah moral atau etika. Keputusan-keputusan ini secara langsung atau tidak langsung bisa menentukan arah dan tujuan institusi atau lembaga yang dipimpin, atau dalam proses pemimpin pembelajaran di kelas ataupun di sekolah yang tentunya berdampak kepada mutu pendidikan itu sendiri Untuk membuat keputusan berbasis etika dimana sistuasinya adalah benar versus benar atau keputusan yang berbasis moral dimana situasinya adalah benar versus salah, olehnya itu  diperlukan kesamaan visi, budaya dan nilai-nilai yang dianggap penting dalam sebuah institusi, sehingga prinsip-prinsip dasar dan nilai-nilai yang dianut oleh seorang pendidik dapat mengambil keputusan pada masalah yang berkaitan dengan  moral ataupun etika. Studi kasus yang fokus pada masalah moral dan etika sangat berkaitan dengan nilai-nilai yang dianut oleh seorang pendidik, karena etika terkait dengan karsa dimana manusia memiliki kesadaran moral pada dirinya. Karsa berhubungan dengan nilai-nilai yang tertanam pada diri seseoarng, nilai-nilai prinsip inilah yang mendasari seseoarng dalam mengambil keputusan yang mengandung unsur dilema etika

Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman?

Pengambilan keputusan yang tepat yang diambil oleh seorang guru harus memperhatikan aspek nilai-nilai kebajikan, perpihak kepada murid dan dapat dipertanggung jawabkan dengan seluruh konsekuensinya, sehingga keputusan yang di ambil tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman karena sebagai pemimpin pembelajaran pengambilan keputusan yang tepat akan memberikan dampak positif bagi semua warga sekolah.

Selanjutnya, apakah kesulitan-kesulitan di lingkungan Anda yang sulit dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Apakah ini kembali ke masalah perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Kesulitan yang saya hadapi di lingkungan saya yaitu saat ada kasus yang rumit yang berkaitan dengan kejujuran lawan kesetiaan yang sering terjadi dalam situasi dilema etika, karena dihadapkan dengan pilihan untuk mengatakan yang sebenarnya atau melindungi profesi kita. Untuk mengatasi kesulitan tersebut maka saya harus banyak berlatih untuk mengasah keterampilan (skill) dalam menerapkan pengambilan keputusan dan pengujian keputusan. Perubahan paradigma di lingkungan sekolah sangat berpengaruh dalam pengambilan keputusan didalam situasi dilema karena, setiap pengambilan keputusan itu harus melihat dari nilai-nilai yang bertentangan dan dikaitkan dengan prinsip apa yang harus digunakan. Dan nilai-nilai dan budaya itu sudah berlaku disekolah. pengambilan keputusan biasanya sangat dipengaruhi oleh budaya yang ada di sekolah, sama halnya dengan norma, dan itu sangat terkait dengan dilema etika yang sering terjadi

Dan pada akhirnya, apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita?

Menurut saya pengambilan keputusan yang tepat dapat memerdekan murid demi keselamatan belajar mereka atau keputusan tersebut seharusnya titik pangkalnya adalah keputusan yang berpihak kepada murid. Keputusan yang tepat akan bedampak pada mutu pendidikan yang didapatkan murid dikelas, sehingga setiap keputusan yang diambil harusnya sudah dilakukan dengan pengujian keputusan agar tidak lagi diikuti pertanyaan-pertanyaan yang meragukan dan kemudian dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, lingkungan belajar yang sesuai dengan kebutuhan siswa serta lingkungan yang positif sehingga siswa dapat lebih fokus dalam kegiatan pembelajaran

Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan yang tepat dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan muridnya, mereka akan merasa nyaman senang, dan bahagia kepada gurunya dan merupakan motivasi bagi mereka untuk menjadi lebih baik karena mereka diperlakukan dengan wajar, penuh dengan nilai-nilai kebajikan, menuntun dan menumbuh kembangkan segala potensi dan kodrat yang dimilikinya, pengambilan keputusan itu dapat menciptakan murid yang merdeka belajar, senang dalam belajar dan tidak ada tekanan. Keputusan yang diambil tersebut harus betul-betul dipikirkan dengan baik sebelum keputusan itu diambil, dengan menerapkan 4 paradigama, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan maka keputusan itu tentunya mengandung unsur dan nilai-nilai kebajikan dan yang lebih utama keputusan yang berpihak kepada murid selalu mengutamakan kepentingan murid sebagaimana konsep filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara.

Apakah kesimpulan akhir  yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Kesimpulan yang dapat saya tarik dari pembelajaran modul di materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya yaitu modul-modul yang ada di program pendidikan guru penggerak merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan, modul-modul tersebut memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lainnya sehingga merupakan suatu paket komplit yang mengarah kepada pembelajaran yang berpihak kepada murid dengan konsep merrdeka belajar untuk mewujudkan profil pelajar Pancasila. Hal ini sesuai dengan konsep pemikiran Ki Hajar Dewantara : "menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Nilai dan peran pendidik sangat diperlukan untuk   menuntun  tumbuh kembangnya kekuatan kodrat yang ada pada anak tersebut. Begitu pula budaya positif sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran yang berpihak kepada murid sehingga murid terbiasa melakukan hal-hal yang baik dan positif dalam kehidupannya dan menyesuaikan dengan budaya lokal dimana mereka tinggal. Pada modul ini pula mengajarkan tentang konsep pembelajaran berdiferensiasi yaitu pembelajaran yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan belajar setiap individu berdasarkan pemetaan, setiap murid dengan konsep pembelajaran emosional dan sosial untuk melatih kepekaan dan jiwa sosial murid, kemudian untuk menghadapi masalah-masalah yang muncul, mereka dibimbing melalui proses coaching untuk menemukan solusi, lalu kemudian melakukan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran dengan melalui analisis pengujian pengambilan keputusan dan penerapannya dengan konsep 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah dalam pengambilan dan pengujian keputusan sehingga keputusan tersebut mengandung nilai-nilai kebajikan, berpihak kepada murid dan dapat dipertanggung jawabkan dengan seluruh konsekuensi dari keputusan yang diambil.

Akhirnya kata, diharapkan setiap dapat berusaha menjadi pemimpin pembelajaran yang selalu mengutamakan kepentingan murid, selalu berusaha menjadi suri teladan bagi murid-murid disekolah, dan berusaha terus untuk melakukan yang terbaik dan terus berpegang pada nilai-nilai kebajikan sehingga setiap murid akan tumbuh dan  berkembang  menjadi pribadi yang tangguh dan berkarakter, lebih manusiawi, berguna dan berpengaruh di masyarakatnya, yang bertanggungjawab atas hidup sendiri dan orang lain, yang berwatak luhur dan berkeahlian untuk mewujudkan profil pelajar Pancasila. 

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel